Cerita dari Cipelang ♥

Selasa, 15 November 2011
Q: "Na, hari Jumat kuliah apa?"
A: "Matdas sama kimdas kak. kenapa?"
Q: "Inget ajakan kk waktu itu. mau ga ikut kuliah lapangan 2010 hari jumat-minggu nanti?"
A: "Ok. aku ikut kak."
singkat, tapi jelas. ada keputusan yang hadir bersama tanggung jawab lain.
Ikut kuliah lapangan kakak tingkat bukan hal yang asing di telingaku saat itu, tapi mungkin masih untuk sebagian teman-temanku. predikat kacung seakan menjadi garis besar pemikiran mereka tentang hal ini. tapi aku -walau sempat berpikir sama- mengambil keputusan yang berbeda. mengiyakan ajakan seorang kakak tingkat (2010) untuk ikut kuliah lapangan 2010 dalam mata kuliah botani 2 di Cipelang- Jawa Barat. aku dan riza (2011) sama-sama ambil keputusan ikut ambil bagian dalam perjalanan kali ini. apa niatku? menambah pengalaman dan menambah ilmu dalam bidang yang akan aku geluti juga nantinya. tak ada salahnya kan mencuri start untuk kebaikan?



Jumat, 18 November 2011.
Waktu keberangkatan yang direncanakan jam 6 membuat aku harus bersiap lebih pagi untuk bergegas ke kampus. seperangkat carier dan antek-anteknya telah tersenyum manis di ujung kamar menanti ditimang menuju cipelang. untunglah aku tidak terjebak dalam kesalahan yang sama (bukan lagu kerispatih) dalam hal packing. entahlah apa yang akan terjadi jika hal itu terulang lagi -oke abaikan-. jam 06.00 aku sudah sampai di kampus, udara segar di kompleks akademis yang terletak di Jalan Pemuda No. 10 ini membuat semangat semakin membuncah, terbawa euforia fieldtrip  beberapa orang kakak tingkat yang entahlah sudah dari jam berapa telah sampai di kampus.
sekedar mengisi perut menjadi permulaan kegiatan pagi itu, bersama ka luluk, ka cepe, ka ellys, dan beberapa orang kakak 2010 yang belum aku kenal (maaf ya kak :D). setelah itu, satu persatu kakak 2010 mulai berdatangan hingga tak terasa jam 08.00 terbaca di dinding loby kampus.

kenapa belum berangkat? rupanya kedatangan Bu Yoswita yang ditunggu. singkat kata, setelah beliau datang ada sedikit acara pelepasan lalu dilanjutkan pembagian tronton (jadi ingat cabi). sekilas tentang tronton, kendaraan yang paling setia menemani kegiatan biologi (mulai dari cabi, fieldtrip, hingga pkmj) ini adalah kendaraan yang paling mengajarkan tentang kebersamaan, toleransi, dan rasa untuk saling berbagi.

sebelumnya sempat ada "kasak-kusuk" tentang tronton, rupanya ukuran yang tidak sesuai dengan pesanan membuat kami harus lebih bersabar sedikit. untunglah tidak memakan waktu terlalu banyak. satu pelajaran yang bisa kuambil. jam 08.20 kami berangkat menuju cipelang. Bismillah, doa dipimpin oleh ka daus (2009). di tronton yang aku naiki berisi sekitar 30 orang tapi masih terasa cukup lega. tronton ini berisi sebagian kakak 2010 serta kakak mentor dari 2008 dan 2009. alhamdulillah, datang kesempatan untuk lebih mengenal kakak tingkat.

perjalanan yang tidak sebentar membuat sebagian besar dari "penghuni" tronton mulai jatuh tertidur. mungkin sedikit balas dendam waktu tidur yang tersita semalam atau sekedar men-charge tenaga untuk persediaan di lapangan nanti. begitupun aku.

jarum jam telah bergeser ke angka 12 saat tiba di sebuah masjid yang tidak begitu jauh dari tempat tujuan. yang laki-laki melaksanakan shalat jumat lebih dulu. menyusul yang perempuan untuk shalat zuhur. mengisi perut dengan bekal makan siang adalah salah satu kegiatan yang jelas tergambar di sela-sela waktu shalat ini.

sekitar jam 13.20 kami bergegas untuk menuju tempat tujuan sebenarnya. tracking yang ternyata di luar ekspetasiku pun harus ditempuh. perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki memang bukanlah hal baru untukku (maklum, traveller by foot) tapi dengan membawa carier? pengalaman baru tentunya. tapi kebun teh yang menghampar luas, sejuknya semilir angin, hawa pegunungan, dan beberapa lembar daun Agatis sp. yang menjadi sedikit camilan (terimaksih kak yuni yang telah mengenalkan aku dengan daun ini)  membuat perjalanan ini menjadi petualangan tersendiri untukku.

Pondok Halimun, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cipelang, Jawabarat. seperti itulah tulisan di gapura yang seolah berdiri menyambut kedatangan kami. bergegas aku menuju aula, membantu kakak-kakak panitia menyiapkan lokasi kegiatan, terlebih dapur umum. riza juga melakukan hal yang sama, tetapi dengan porsi laki-laki tentunya. setelah sedikit bebenah, aku bersama riza sejenak melepas lelah sembari menunggu kakak tingkat yang sedang observasi singkat sebagai awal mula kegiatan ekskursi botani 2 kali ini. tapi itu tidak lama, karena kak evy dan kak nadia telah menanti di dapur umum. untuk kegiatan memasak kami dibantu oleh seorang ibu yang merupakan tetangga dari kerabat kak mae (2009). belum banyak kami bercerita, karena dikebut waktu makan malam yang sudah cukup dekat. memasak untuk sekitar 110 kepala juga merupakan satu pengalaman baru untukku. pesan moral : ternyata memasak banyak itu melelahkan.

19.30 makan malam selesai. mencuci piring adalah kegiatan yang cukup sering kulakukan di rumah, tapi satu lagi pengalaman baru hadir untukku. yaitu mencuci piring di bawah rintik hujan dan dengan air bersuhu cukup dingin yang berhasil membuat aku menggigil kedinginan.

Karena rintik hujan terus berlomba turun, kegiatan ngepet (pengamatan herpetofauna red.) yang telah dijadwalkan harus dibatalkan. diganti dengan sesi sharing dengan beberapa alumni yang -menurutku- sudah sukses dengan bidangnya masing-masing. yaitu Ka Jihad, Ka Ali, dan Ka Martha. aku sempat mengikuti sesi ini sebentar, tetapi tidak terlalu fokus karena perhatianku terbagi dengan pernyiapan cemilan malam (roti feat susu).

akhirnya sesi sharing selesai sekitar jam 21.00 . ada yang unik dengan pondok ini. beberapa kali lampu terlihat meredup saat ada kegiatan. teriakan "aduh itu yang nyolok sama ngecas nanti dulu doooong!" berulang kali terdengar di malam itu. Sampai akhirnya lampu benar-benar padam sehingga lampu emergency dan beberapa lampu semprit menjadi penerang kala malam.

menyiapkan bahan makanan untuk sarapan dan bekal makan siang esok hari menjadi agendaku selanjutnya. letih memang badan ini, tapi candaan ka cipa, ka nadia, ka evy, dan beberapa kakak 2010 membuat aku tak sanggup menahan tawa dan kembali bersemangat. mulai dari memotong tempe, menyiangi sayur-sayuran, hingga membereskan tupperware selalu diselingi dengan guyonan-guyonan kakak-kakak biologi tercinta ini. bahkan agenda ini sempat menjadi sesi sharing colongan untuk beberapa orang. termasuk saya kah? haha, tebak saja :D. yang jelas malam itu aku merasakan hawa yang lebih dingin daripada sebelumnya.

tidur pun kembali menggigil. malam itu aku tidur di aula bagian bawah dengan beberapa orang kakak 2010, mentor-mentor juga kakak tingkat yang hadir. aku kembali belajar tentang makna kebersamaan dan saling berbagi. beberapa orang kakak laki-laki bergantian untuk ronda malam itu, setelah sebelumnya beberapa orang sempat mengadakan ngepet dadakan.

23.00 WIB,  selamat malam cipelangku. Kunang-kunang yang berterbangan di aula seakan mampir untuk sekedar mengucapkan selamat tidur (ini pengalaman pertama aku melihat kunang-kunang). Sleeping bag yang nyaman dan hangat membungkus tubuhku untuk menjelajahi malam pertama di cipelang.

Sabtu, 19 November 2011
03.30 mata ini sangat berkompromi untuk diajak kembali terjaga. tapi kewajiban untuk membantu urusan dapur membuat aku harus kembali beraktifitas. membantu persiapan makan pagi sekaligus bekal makan siang benar-benar terasa menguras tenaga. setelah shalat subuh pun masih terus berlanjut kegiatan ini. hingga akhirnya 06.30 waktu makan tiba.setelah itu  kakak-kakak yang ingin memulai kegiatan ekskursi pun mulai terlihat sibuk dengan persiapan lapangan masing-masing. sekitar  pukul 07.00 kakak kakak 2010 pun memulai kegiatan ekskursi mereka. aku dan riza yang diamanatkan kak lana untuk menjaga dan membereskan kamp pun tinggal di tempat. rasanya seperti melihat kapal pecah saudara-saudara -__-' akhirnya aku dan riza membagi tugas agar bisa menjaga sekaligus membereskan kamp.  setelah bergantian sarapan dan melakukan tugas, sejenak aku dan riza beristirahat. riza memilih untuk tidur (lelah tergambar jelas di raut mukanya), sedangkan aku memilih untuk menikmati pemandangan dan keadaan sekitar.

waw, alhamdulillah, aku kembali bersyukur. karena apa? sebab akhirnya aku berhasil menjejakkan kakiku di salah satu bagian Gunung Gede. mengapa aku terlihat terlalu pamer -mungkin- dalam hal ini. ya tentu saja, semasa SMA aku selalu ingin pergi hiking tapi jangankan hiking, menyebut nama gunungnya saja mata ibuku akan mendelik penuh larangan. tapi sekarang? ini bagian dari duniaku. biologi = alam. laboratorium terlengkap dan terhebat seorang biologi-wan dan biologi-wati adalah alam. ya, Allah SWT telah menyediakan semuanya di sini.

setelah sejenak mengamati keadaan sekitar dan mengambil beberapa cuplikan tanaman yang -menurutku- memiliki keunikan khusus, aku kembali ke kamp. ternyata riza sudah terjaga dari tidurnya. saat aku menuju dapur, riza berteriak memanggilku. "Tres, liat deh itu pesawat apa bukan!" aku mengamati satu sosok yang tengah terbang memutari pohon di bukit yang terletak di belakang aula kamp kami. ternyata setelah mengamati jumlahnya pun bertambah, lambat laun aku mulai meyadari bahwa itu adalah 3 ekor elang (entah Spizaetus sp. atau bukan) yang sedang soaring. ya itu adalah kebiasaan elang terbang mengitari suatu daerah. aku sedikit mengetahui kebiasaan elang yang ini karena saat CABI kelompokku bernama Spilornis cheela (elang ular bido). Finally, aku menemukan contoh nyata sekaligus aplikasi dari apa yang pernah kubaca.

oh iya, sedikit tentang kak lana. sepengetahuanku beliau adalah orang yang sudah paham benar seluk beluk dunia botani. Kak Lana adalah mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 yang sudah aku dengar kelebihannya saat Pasca MPA. Kebetulan M. Nicova, teman sekelas sekaligus ketua angkatanku, pernah menjadi murid kak lana saat beliau ppl di SMA 21. Nico bercerita bahwa sekelasnya pernah diajak ke kebun raya bogor dan di sana beliau menjelaskan hampir semua yang beliau tahu tentang tumbuhan yang ada di sana. itu membuatku kagum dan terpacu untuk -setidaknya- bisa melakukan hal yang sama kelak (karena aku mahasiswi pendidikan). akhirnya, kak lana menjadi salah satu inspiratorku untuk menekuni dunia botani kelak.

oke kembali tentang cipelangku sayang. sekitar jam 12.00 ibu yang membantu kami dalam hal masak-memasak pun datang. ibu itu pun memulai kegiatan memasaknya. pada saat ini kami bisa lebih banyak bertukar cerita. kebetulan aku sedikit menguasai bahasa sunda, sehingga terkadang kami bertukar kisah dengan menggunakan bahasa ini. lumayan, untuk pengobat rindu kepada kampung halaman. saat itu si ibu bercerita bahwa usaha rumah makannya mengalami penurunan omset penjualan karena pengurus komplek gunung gede banyak yang sudah mengadakan paket kegiatan. jadi masalah perut ya sudah ada catering. padahal dulu, si ibu ini dan beberapa rekannya yang berprofesi sama sering mendapat pemasukan dengan menjadi "kuli dapur" di beberapa kegiatan perkemahan yang berada di sekitar kawasan dagang mereka. tapi kini omset penjualan menurun drastis, seperti yang telah aku ceritakan di atas. serta merta aku sempat ikut prihatin mendengar kisah ini. tapi, apa dayaku. hanya sebagai pendengar lah bantuan yang bisa aku tunjukkan.

satu persatu kakak-kakak yang melakukan ekskursi telah kembali ke kamp. aku cukup senang, karena akhirnya akan tiba giliranku untuk hiking seperti yang telah dijanjikan sebelumnya. setelah meminta izin kepada kak evy dan kak rico, aku dan riza yang didampingi kak daus memulai pendakian. jarak yang kami tempuh adalah 3km untuk mencapai air terjun, berarti 6km untuk sampai ke kamp lagi. aku mulai membayangkan seberapa jauh perjalanan ini. dan ternyata benar, bahkan pendakian ini menguras hampir sebagian besar tenagaku yang tersisa. di HM 17 aku mulai menyerah. track yang curam, naik, turun, sangat menguras tenagaku. Tapi ka Daus dan Riza terus menyemangatiku. Sebatang herba Begonia robusta pun menjadi camilan selama perjalanan. Rasanya yang masam membuat aku menjadi lebih bertenaga. Hingga akhirnya.................... kami sampai di air terjun. Waw. Indah nian. Pemandangan yang sulit terlukis oleh kata-kata. Percikan air yang jatuh dari tebing dengan prediksi ketinggian 50-100m itu membuat bajuku basah dan hawa menjadi semakin dingin untukku. Tapi buatku, dan mungkin untuk riza., ini adalah balasan yang cukup setimpal dengan perjalanan kami tadi. Setelah sekedar mengisi perut dengan cilok kami memutuskan untuk kembali ke kamp. Perjalanan pulang lebih cepat karena banyak track yang menjadi track turunan. Tapi di sekitar HM 15 Ka Daus tiba-tiba berhenti dan menyuruh kami (aku dan riza red.) untuk sekilas mengamati hewan yang sedang melompat dari satu pohon ke pohon lain. Aku kira tu monyet/kera biasa (Macaca fasicularis) ternyata itu adalah Presbytis comata. Yeah, satu lagi pengalaman lapangan yang kudapat. Melihat Presbytis comata secara langsung :D . Warnanya yang agak keperakan dan tindak-tanduknya yang agak ribut membuat ka daus berani mengatakan bahwa itu adalah Presbytis comata.

Kami tiba kembali di kamp saat waktu menunjukkan pukul 17.15 WIB. Pada saat itu, kaka-kakak 2010 sedang melakukan sesi diskusi atas hasil temuan mereka. Saat tiba di kamp, Kak Ketut (2009) melirik Zingiber inflexum yang aku bawa sebagai oleh-oleh tracking tadi. Selain Zingiber inflexum, aku juga membawa beberapa cuplikan tanaman dan tumbuhan paku yang aku temui sepanjang perjalanan, antara lain Litocarpus sp., Selaginela sp., dan banyak lainnya. Bahkan sejujurnya, nyaris dikerjai oleh Ka Daus untuk memegang daun Laportea stimulan beruntunglah aku sempat membaca beberapa hal tentang pohon itu, sekaligus efek apabila kita memegang daunnya. Zingiber inflexum yang aku dapatkan akhirnya aku serahkan kepada kak ketut untuk dijadikan bahan herbarium kelompok Zingibraceae. Mungkin Zingiber inflexum itu lebih berguna dan bermanfaat untuk mereka.

Akhirnya kak lana tampil untuk membuat kesimpulan atas hasil diskusi hari itu. Ada satu petikan dari buku yang diungkap oleh kak lana, dan aku sangat menyukainya. “Herbarium terbaik adalah hasil dari perjalanan terburuk.” Hal ini terus terngiang-ngiang di pikiranku. Kalau kita analogikan dengan kehidupan nyata, hasil terbaik juga datang bukan dengan usaha yang mudah, semuanya butuh perjuangan dan pengorbanan.
Akhirnya setelah membersihkan diri, aku kembali ke dapur untuk mempersiapkan makan malam yang rencananya akan dimulai jam 18.30. kenapa lebih cepat? Karena ternyata kegiatan ngepet yang sebelumnya tertunda akan dilaksanakan malam itu juga sekitar pukul 20.00 WIB.

Sebelum kegiatan ngepet dilaksanakan, Kak Alex -taksonom suku poaceae- menyampaikan beberapa hal. Yang sangat aku tangkap, beliau berkata seperti ini “Botani adalah biologi, tapi biologi bukan hanya botani. Kembangkan sayap kalian, temukan interest yang memang lahir dari diri kalian. Dan tetap jadi diri sendriri. Jangan hanya terbawa arus atau menekuni sebuah bidang hanya karena ingin ikut trend.” Motivasi super yang menjadi pecutan untuk berkarya lebih baik lagi.

Akhirnya setelah selesai, aku kembali membantu membereskan kamp dibantu dengan kakak-kakak yang tidak ikut ngepet. Kebanyakan dari mereka mulai jatuh sakit karena perjalanan yang sangat menguras fisik mereka, sebagian lagi memutuskan untuk tinggal untuk membuat herbarium atau awetan dari cuplikan tanaman yang diekskursi tadi pagi. Aku ikut membantu dalam proses pembuatan herbarium ini. Aku mulai mendekati kak ain (2008) dan bertanya tentang proses pembuatan herbarium. Aku diajari cara membuat penomoran, cara mendeskripsikan tumbuhan (yang akhirnya aku ketahui tujuannya agar informasi tentang tanaman akan tetap lengkap meskipun pada saat diherbariumkan akan ada beberapa informasi yang hilang), cara membuat awetan dengan membungkus cuplikan tadi dengan koran, sampai membungkus awetan dengan trashbag lalu disiram dengan alkohol dan ditutup rapat. Lalu aku juga sempat berdiskusi dengan kak ain tentang hasil temuan pada saat tracking tadi.

Tidak lama berselang para ngepeters telah kembali dengan membawa hasil buruannya. Kak Agus dan Kak Insan “menggelar lapak” di aula bawah lalu serta merta menjelaskan hasil buruan malam itu. Terus terang aku tertarik dengan salah satu katak hasil ngepet malam itu. Tapi aku lupa namanya, katak itu juga “diidolai” oleh kak eci (2010). Kak eci bilang, katak itu adalah katak paling kece yang pernah ka eci temui. Katak itu lucu. Badannya warna hijau, selaput kakinya warna kuning dan sedikit ada warna biru.
Malam itu kembali bertambah pengetahuanku tentang dunia amphibi. Dingin malam yang mulai merambat kembali menyuruhku menggelar sleeping bag lalu berlayar menuju alam bawah sadarku. Tidak lama berselang sesi diskusi ngepet disudahi. Bergegas aku menuruti kemauan tubuhku yang sudah tidak bisa diajak kompromi.
22.45 WIB. Malam kedua di cipelang. Dingin tetap menyelimuti, membelai kami menjelajahi ranah mimpi masing-masing.

Minggu, 20 November 2011
04.00 aku mulai terjaga. Melihat wajah-wajah “asli” saat tidur adalah satu cerita tersendiri untukku. Tak lama aku harus bergegas untuk shalat subuh dan kembali membantu Bunda Evy di kantor kami tercinta (dapur umum red.). setelah selesai shalat, aku kembali berkecimpung dengan bahan-bahan makanan untuk sarapan pagi. Mengingat hari ini adalah harinya PULANG, aku jadi cukup bersemangat :D.

Sarapan..  Yak, tradisi biologi, hari terakhir kegiatan pasti menunya mie goreng feat sayur, bakso, dan kawan-kawan. Racik sana-sini, tumis, goreng, lalu voila! Jadilah dua penggorengan besar mie yang sangat menggoda perut yang sudah berdendang ini. Ritual sarapan pun dimulai pukul 06.00. menu makanan yang sangat banyak ini membuat sebagian besar dari kami “membungkusnya” untuk dijadikan bekal perjalanan takut-takut lapar mendera. Sebelum pulang, operasi semut pun dilakukan. Tetapi ada yang berbeda dengan operasi semut kali ini. Kakak-kakak 2010 melakukan sistem “klasifikasi sampah” di mana sampah dipilah-pilah sesuai dengan bahan atau jenisnya. Suatu sistem yang patut dilestarikan, atau mungkin aku tularkan kepada 2011 lainnya dan 2012 kelak.

Setelah melakukan sweeping kami bergegas untuk turun menuju tempat tronton diparkir. Setelah doa penutup, tidak lupa ada sesi foto bersama (pastinya). Setelah semua terangkut ke tronton, perjalanan menuju Ibukota pun dimulai. Satu tronton dengan Ka Agus, Ka Insan, Ka Onoy, Ka Fandi, Ka Kadir, Ka Isnin, merupakan satu cerita seru yang tidak mudah dilupakan. Mulai dari Kadir FM, guyonan-guyonan, dan candaan adalah hal yang mewarnai perjalanan pulang. Walaupun sebagian besar penduduk tronton itu tertidur pulas, mereka tidak berhenti bercuap-cuap, mengudarakan Kadir FM dengan lagu-lagu hits masa kini. Hehe. 13.10 WIB akhirnya kami sampai di kampus hijau tercinta.

Terimakasih kakak, terima kasih kak lana, terimakasih kakak-kakak biologi 2010 tercinta, terima kasih kakak-kakak biologi yang hadir di cipelang, terimakasih untuk semua pengalaman, cerita, ilmu, dan pelajaran yang kalian berikan. Terima kasih Cipelang, untuk cerita yang tak akan lekang, usang dimakan zaman..

Jakarta, 10 Januari 2012


Story maker from Cipelang ♥ 








Comments

Popular posts from this blog

Mana yang Duluan? (The Ways to Manage Your Priority)

Kita Memang Harus Berbeda