Mengenal Lima Bahasa Cinta (Bagian 1)
Assalamu'alaykum, readers.
Apa kabar? Sehaaaaat? Hati sehaaaat? (kemudian
dijumroh) Hehe.. ^^ In syaa Allah semua sehat yaa :)
Pernah dengar istilah bahasa cinta? Ya, singkatnya ini adalah "keadaan" yang bisa membuat kita merasa sangaaaat dicintai oleh orang lain. Gak harus pacar kok ^w^, orang tua ke anak, ke sahabat, adik ke kakak,atau suami ke istri. Ternyata, masing-masing orang punya bahasa cinta yang berbeda loh. Contoh sederhana nya begini, pernah gak kita dikasih kado oleh orang lain tapi perasaan kita sebenarnya bilang "aku gak butuh kado, waktu curhat aja cukup kok..." , atau sebaliknya?
Menurut buku "The Five Love Languages" karya Gary D. Chapman dijelaskan bahwa ada lima bahasa cinta yang dimiliki oleh manusia, di antaranya adalah kata-kata penguatan (words of affirmation), sentuhan fisik (physical touch), penerimaan hadiah (receiving gifts), waktu yang berkualitas (quality time), dan pelayanan (acts of service).
Pernah dengar istilah bahasa cinta? Ya, singkatnya ini adalah "keadaan" yang bisa membuat kita merasa sangaaaat dicintai oleh orang lain. Gak harus pacar kok ^w^, orang tua ke anak, ke sahabat, adik ke kakak,atau suami ke istri. Ternyata, masing-masing orang punya bahasa cinta yang berbeda loh. Contoh sederhana nya begini, pernah gak kita dikasih kado oleh orang lain tapi perasaan kita sebenarnya bilang "aku gak butuh kado, waktu curhat aja cukup kok..." , atau sebaliknya?
Menurut buku "The Five Love Languages" karya Gary D. Chapman dijelaskan bahwa ada lima bahasa cinta yang dimiliki oleh manusia, di antaranya adalah kata-kata penguatan (words of affirmation), sentuhan fisik (physical touch), penerimaan hadiah (receiving gifts), waktu yang berkualitas (quality time), dan pelayanan (acts of service).
Kali
ini akan coba dibahas keterkaitan antara bahasa cinta dengan tumbuh kembang
anak ya ^^ kenapa anak? Sebagai perempuan yang belum punya anak (da jodoh aku
masih otw kayaknya :3) , kadang renyuh sendiri hatinya ketika melihat
anak-anak yang sedang tantrum malahan balik diomelin sama orang tuanya,
bahkan ada yang sampai dicubit atau diberi kekerasan fisik yang lain di depan
umum :'( . Kenapa hal ini bisa terjadi? karena anak-anak punya bahasa cinta
masing-masing :) yang perlu dilakukan orang tua dan orang-orang dewasa di
sekitarnya (kakek, nenek, om, tante) adalah mencari tahu mana bahasa cinta yang
paling tepat untuk anak ini.
Boleh dibaca juga ^o^: Meminimalkan Tantrum
Boleh dibaca juga ^o^: Meminimalkan Tantrum
1. Kata-Kata Penguatan (words of affirmation).
Anak-anak dalam tipe ini biasanya senang dengan kalimat pujian seperti "Anak pintar, bunda bangga sama kamu..", "Hebatnya jagoan ayah!", atau sesederhana "Good job kaaak!". Mereka akan senang ketika mereka berhasil melakukan sesuatu kemudian dipuji oleh orang dewasa ^.^ Agar tidak terlena rangsang mereka dengan menambahkan kalimat harapan setelah pujian. Misalnya "Wah, kakak pintar ya sudah bisa bantu bunda, besok kita kerjakan sama-sama lagi ya..", atau "Hebat kak! Besok bisa ya rapikan mainan sendiri lagi.." In syaa Allah mereka akan merasa senang dan happy setelah mendapat perlakuan itu. Kita yang dewasa pun senang kan jika dipuji? ^o^ Jangan lupa, anak tipe ini pun biasanya senang mengekspresikan perasaan, jadi latihan mendengarkan mereka juga ya..
2. Sentuhan Fisik (physical touch)
Anak yang menyukai sentuhan fisik
akan lebih mudah tenang ketika mendapatkan pelukan atau belaian dari ayah dan
bundanya. Tidak perlu banyak berkata, anak tipe ini dinilai "bisa
merasakan" kasih sayang yang tercurah via kontak fisik yang dilakukan :)
Saling menggenggam tangan ketika berbicara, peluk dan cium ketika bangun tidur,
merupakan hal yang disenangi mereka. Hindari sentuhan fisik yang menyakiti
karena akan menjadi "trauma" dalam pikiran anak :(
3. Penerimaan hadiah (receiving gifts)
3. Penerimaan hadiah (receiving gifts)
Rasanya hampir semua anak menyukai
hadiah ya? Hehe. Anak tipe ini akan sangaaaaaat menyukai "hadiah"
sebagai penghargaan atas usaha mereka. Tapi kadang masih sering keceletot ya,
maksud hati memberikan apresiasi malah jadi "iming-iming" hadiah
sehingga anak terbiasa melakukan karena ada imbalannya :( Caranya bagaimana?
Ketika saya TK, di kelas ada satu papan bintang. Di sana terpampang nama siswa
satu kelas, siapa yang melakukan kebaikan atau berhasil mengerjakan tugas
dengan baik, maka akan dapat bintang emas. Siswa dengan bintang emas terbanyak
akan mendapat hadiah spesial di akhir tahun pelajaran. Tidak perlu yang mahal,
tapi cukup tekankan "Ayah/Bunda bangga, kakak bisa hebat menyelesaikan
tugas dengan baik. Ini hadiah dari bunda, tapi ingat ada pahala dari Allah yang
jauh lebih baik lagi."
(bersambung ke part 2)
Ahh langsung flashbacj masa keciil
ReplyDeleteAaah maica.. Jadi inget juga nih. Meskipun belum jadi orang tua, tapi kita pernah kecil kaan ^^>
DeleteIni cocok buat pacal juga ga si kak tres.
ReplyDeletekak tres cocok nya yang mana...
Menurutku paling efektif itu perkataan seperti "terimakasih", "maaf", dan "tolong"
Iya dik, ini mah emang kajian ttg interaksi sosial. Bisa buat partner, lebih enak lagi partner halal kan. Mehehe..
DeleteBerarti lu yg tipe "affirmative words" ya?
Kumau jadi semut ajalah :(
ReplyDeleteAda apa dengan semut, Tiw?
DeleteAaaaa kenapa harus nyambung ke part 2 sih. Jadi nanggung nih keponya mbak Tressssss... Sering-sering share ilmu yaa, aku suka!
ReplyDeletehehe.. siaaap ustadzaah. kemarin itu emang aku belum selesai baca bukunya tapi udah ngebet banget mau nulis.. nih baru mulai nulis lagi ^^ semoga bermanfaat yaa ^^
DeleteWah wah wah, bahasa cinta toh namanya.
ReplyDelete