Orang Baik

Kemarin, berkunjung ke rumah seorang teman. Udah lama rasanya ga berbagi cerita sama dia. Gue menceritakan bagian hidup yang dia belum pernah tau. Dia bilang, "Lu tuh ya, kalo udah baik sama orang suka kelewatan. Bucin banget sih." Gue cuma bisa jawab, "Ya gimana, namanya juga sayang. Lu tau lah gue gimana."

Sepanjang perjalanan pulang, jadi teringat lagi, ga jarang orang bilang hal yang sama ke gue. Terlalu baik. Gue sering bertanya balik ke mereka, apa salahnya sih jadi orang baik? 

Seorang sahabat pernah bilang, baik ke orang lain tapi nyakitin diri sendiri itu salah. Ada batas dan skala prioritas yang harus disusun. Kita ga bisa baik sama rata ke semua orang. Ada yang berhak dapat bagian lebih, ada yang di skala cukup. 

Di kesempatan lain, ada yang bilang ke gue, "Lu ngerasa dimanfaatin ga? Abis ngasih banyak hal trus yaudah ditinggal gitu aja. Lu kecewa ga kalo hal-hal baik yang lu kasih itu ga berbalas baik juga ke lu?"

Hal-hal kaya gini cukup banget sih bikin overthinking beberapa malam. Now, let me explain my thoughts. 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Menurut gue, menjadi orang baik adalah satu keharusan. Ketika orang lain hadir di hidup kita, dia menerima kita apa adanya, mau berbagi dunianya sama kita, sudah sepantasnya kita well maintenance ke dia. Salah satu caranya ya dengan berbuat baik. Baik ke orang ada banyak bentuknya, tinggal sesuaikan aja sama bahasa cinta mereka. Ga susah kok.

Gue memang pernah salah arah, baik sama orang tapi ga baik ke diri sendiri. Gue pernah baik sama orang dengan mengharapkan orang itu akan baik juga ke gue. Nyatanya? Cuma kecewa yang gue dapet. 

Dari peristiwa itu gue sadar, omongan temen-temen ada banyak benarnya. Gue harus baik ke diri sendiri dulu, atur skala prioritas, liat lagi ke circle pertemanan siapa berhak atas apa, dan belajar kasih batasan ke diri sendiri.

Persoalan apakah kebaikan itu berbalas langsung, gue ga ambil pusing sekarang. Gue selalu percaya hal-hal baik itu akan berbiak sendirinya. Ada banyak pertolongan yang hadir di hidup gue bahkan tanpa gue minta. Hidup gue penuh dengan kemudahan, gue ga susah untuk merasa cukup, dan gue makin mudah mengenal diri sendiri. Gue percaya, ini ga terjadi secara kebetulan. Gue ga mau kepedean dengan merasa udah jadi baik, ngga gitu. Yang gue yakini yaaa sekecil apa pun kebaikan pasti ada balasannya bukan?

Perkara bucin.. Hmmm.. Ini relatif sih. Kalau orang lain menilai gue bucin, gue sih menilai ini wajar (yaiyalah subjektif banget kan). Gue selalu menunjukkan kalau gue udah sayang sama orang lain. Kenapa? Simpelnya, gue mau orang itu sadar kalau dia disayang... Masalah dia mau bales sayang dan baik sama gue, bohong kalo ga berharap, tapi itu jadi perkara ke sekian.

Gue pernah ada di posisi ngerasa sendirian. Itu rasanya amat sangat ga enak. Gue ga mau itu kejadian di orang-orang yang gue sayang. Sebisa mungkin, sekuat tenaga, gue akan berusaha ada dan baik ke mereka.

Selama tenaga gue masih ada, masih dikasih umur, ga ada alasan untuk berhenti baik dan sayang ke orang lain....

Kalau nanti kontrak gue di dunia udah abis, semoga hal-hal baik membersamai ingatan orang-orang tentang gue :) 

Selagi bisa bantuin orang, gue bahagia kok
:)

Comments

Popular posts from this blog

Kita Memang Harus Berbeda

Mengenal Lima Bahasa Cinta (Bagian 1)

BIOTONE 2011 (y)