Constellation

Playlist: On The Night Like This - Mocca

On the night like this... There's so many things I want to tell you
On the night like this... There's so many things I want to show you

Aku belajar memaknai kata cukup tahun ini. Selepas ulang tahun ke 27 kemarin, rasanya harapan dan doaku makin sederhana. Aku ingin menjadi manusia yang merasa cukup dan pandai bersyukur. Aku juga berdoa, agar kelak dipertemukan dengan seseorang yang membuatku merasa cukup. 

Tuhan berkenan. Dia menjelma dalam sosok seorang kakak, adik, teman, dan sahabat dalam satu raga. 

Aku adalah sosok perempuan yang keras kepala, strict and stick to the rules, selalu berpikir "Besok gimana?", dan *ehem* ngga jarang selalu merasa benar. Tuhan hadirkan dia dalam bentuk pemikiran "Yaudah, gimana besok aja.. Kalo ngga sesuai ya tinggal sesuain ulang.." atau "Ya meski lu udah bener, tapi kan pandangan orang ngga bisa lu atur. Akan selalu ada celah untuk menilai beda. Dan kita harus terima..." dan juga "Perlahan.. Gapapa kalo belom bisa. Ngga mesti buru-buru kan, ditunda juga gapapa.."

Aku banyak belajar dari dia. Hal-hal yang secara teori aku sudah paham, tapi bersama dia aku belajar melakukan. Ngga gampang, tapi dia selalu (berusaha) ada. Itu yang membuatku kuat. Bahkan ketika aku udah ngga tau harus apa dan gimana, dia ada dan berkata "Lu bisa, pelan-pelan aja tapi. Jangan nyerah.."

Dia bukan makhluk tanpa cela. Pernah kami berselisih paham. Dari sana kami belajar kalau proses mengenal dan memahami itu ya berlangsung seumur hidup. Lucu juga kalo diingat-ingat 😂

'Cause when you're around.. I feel safe and warm
'Cause when you're around.. I can fall in love every day

Kami punya banyak kebiasaan yang berbeda. Dia wajib mandi air hangat tiap sore, aku? mandi malam pakai air dingin pun (masih) kuat. Aku si konseptor dan dia si teknis. Aku suka pakai balsem dan minum tolak angin, dia ngga. I never take sugar to my coffee, he put a little bit on it. 

Aneka kebiasaan kecil yang simpel tapi bermakna (buatku), sering dia lakukan. Si ngga pernah absen "Mandi air anget gih!" kalau tau aku baru pulang malam atau habis kehujanan. "Hati-hati ya.." , "Kabarin kalau udah sampe.." , "Istirahat gih.." atau "Awas aja sampe minum (kopi)". 

Rasa nyaman, disayang, dan merasa terlindungi ini ada, hadir, dan nyata. Setidaknya, untukku. Entah dia.. But for sure, I feel blessed to have him...

Di masa depan, mungkin dia akan memilih dan dimiliki orang lain. Aku sadar dan kami juga sepakat, ada batas waktu yang entah di mana letaknya...

Pernah terpikir untuk memiliki dia? Bohong kalau ngga. Tapi, aku lekas sadar kalau itu rasanya terlalu jauh untuk digapai. Ngga apa-apa juga kalau bahagianya bukan sama aku. Sampai akhirnya aku sadar, daripada habis tenaga untuk panjang angan, lebih baik aku berterima kasih banyak-banyak pada Tuhan telah menghadirkan dia di hidupku. 

Dia... 
Seseorang yang bersamanya aku merasa cukup. Seseorang yang membuatku bingung mau minta apalagi karena rasanya sudah lengkap. Seseorang yang pada akhirnya ngga akan bisa nyakitin aku karena aku ngga lagi berharap lebih dari sekedar menyayanginya...

Bahagiamu jadi bahagiaku ngga lagi terasa klise diucapkan...

"Kejar dan perjuangkan yang kamu yakini menjadi sumber rasa syukur dan bahagiamu. Aku selalu mendoakan. Kalau lelah, jenuh, bahkan rasanya patah lalu hancur, tanganku selalu terbuka untuk meraihmu. Kamu selalu tau cara untuk menemukanku..."


In the case like this
There are a thousand good reasons
I want you to stay..

Muchas gracias... :)

Comments

Popular posts from this blog

Mana yang Duluan? (The Ways to Manage Your Priority)

Kita Memang Harus Berbeda

Cerita dari Cipelang ♥