Konklusi


Siapa mengira bahwa aku bisa berjumpa lagi denganmu.
Lebih tepatnya, aku gak pernah menyangka masih bisa bercerita denganmu, just like the old time, as you said.
Gak tau kenapa, rasanya selalu menyenangkan bertukar pesan denganmu.
Tak peduli sudah berapa jauh waktu berlalu.
I still have the butterflies in my stomach every single time I see you on my notification *lol

Terima kasih, karenamu aku kembali berseri setiap hari.
Terima kasih, karena menyadarkanku bahwa bahagia ada bagi setiap diri, tak peduli seberapa hebat mereka tengah diuji.
Terima kasih, tidak pernah menjauhi meski kamu tau aku begini.
Terima kasih, karena telah mengingatkan kembali tentang pengendalian diri serta  bagaimana mengelola harapan dalam hati.  
Tersebab tidak ada kendali yang benar-benar kita miliki, maka hanya kepada-Nya semua doa-doa kembali.

Meski dalam kisah ini cuma aku yang menyayangi, kusampaikan ini sungguh tulus dari hati sanubari..

Having you, one of the best gift Allah gave to me. You mean so much to me 😊 


Aku menyukaimu tapi bukan dengan cara menyampaikannya kepadamu
Bukan juga dengan memberi tau yang lain tentang kebenaran itu
Bukan, bukan seperti itu
Aku mulai menyayangimu sejak aku tau perasaan menyenangkan ini semakin hari semakin betah mendiami duniaku
Aku mulai menyayangimu sejak aku tau
Aku tau aku bisa begitu senang cuma dengan merasakannya
Jadi aku mencintaimu
Ini bukan pertanyaan antara diizinkan atau tidak
Bukan juga pernyataan benar atau salah
Aku mencintaimu hanya dengan apa yang aku tau
Bukan dengan harapan kamu tau, atau segera tau, atau suatu hari bisa tau
Aku mau mencintaimu tanpa harapan
Supaya gak perlu jatuh dan selalu menyenangkan
(Rintik Sendu – Aku Cuma Mencintaimu)

Comments

Popular posts from this blog

Kita Memang Harus Berbeda

Mengenal Lima Bahasa Cinta (Bagian 1)

BIOTONE 2011 (y)