Posts

Showing posts from 2021

Jeda dan Jarak

Jadi, setelah food prep dan post status sebelumnya, ku jadi mikir. Kenapa makin sulit memisahkan biologi dari kehidupan. Ngeliat pohon, hewan, atau ditanya masalah badan, pasti langsung berusaha mikir. Apakah karena ku udah sangat terpaut dengan biologi? Apakah muka ku makin mirip buku campbell? 😚 Biologi adalah bagian hidup ku. No one can deny. Tapi sering ngerasa "Kayaknya ga harus dipikir secara ilmiah semua deh. Coba mikir kaya orang awam. Just accept the way it is ." Pas food prep tadi, begitu ngebalik si jamur ku langsung iden mana gills, annulus, cap , dan nama ilmiahnya. Padahal, bisa aja milih untuk stop di "Oh ini jamur champignon, dibikin cream soup enak sih." Karena ku udah terlalu " in to it " sama biologi, pikirannya jadi jauh tentang "kebiologian" sebuah benda/fenomena. .....  Ku pernah merasa sudah tau cukup banyak tentang seseorang. Ngeliat cara dia bicara, pemilihan kata2nya, bahkan dari cara senyum, udah kebayang suasana h...

Dear Future Husband (1)

Hai sayang! Apa kabar? KANGEN GA? Aku sih b aja *dibuang. Ga deng. Aku kan selalu kangen kamu! (tambahin wang jajan ya. Okesip)  Sebelumnya, terima kasih ya sudah memilihku, jadi aku juga bisa memilihmu. Jadi, kalau nanti anak-anak tanya, "Bu, kenapa mau sama ayah?"  yaaa aku bakal lancar jawab, "Karena ayah milih ambu. Hehe.." . Pada akhirnya, aku banyak-banyak bersyukur pada Tuhan karena diberi kesempatan untuk bertemu denganmu. Kita sudah bahas panjang lebar tentang bagaimana pengaturan finansial kelak. Pusing ngga? Semoga ngga ya. Aku cuma ingin menerapkan nasihat teman-teman terdekatku yang sudah lebih dulu menikah. Pondasi rumah tangga itu kepercayaan dan keterbukaan, katanya. Jadi, karena hidup ini bukan lagi tentang aku atau kamu, semoga kesepakatan kita kemarin bisa sama-sama melegakan ya.  Kamu tau persis aku seseorang yang sangat suka belajar. I'm a fast learner  ceunah. Jika di kemudian hari aku ada kekeliruan, tegur aku ya. Kalau aku nanti cemberut ...

Orang Baik

Kemarin, berkunjung ke rumah seorang teman. Udah lama rasanya ga berbagi cerita sama dia. Gue menceritakan bagian hidup yang dia belum pernah tau. Dia bilang, "Lu tuh ya, kalo udah baik sama orang suka kelewatan. Bucin banget sih."  Gue cuma bisa jawab, "Ya gimana, namanya juga sayang. Lu tau lah gue gimana." Sepanjang perjalanan pulang, jadi teringat lagi, ga jarang orang bilang hal yang sama ke gue. Terlalu baik . Gue sering bertanya balik ke mereka, apa salahnya sih jadi orang baik?  Seorang sahabat pernah bilang, baik ke orang lain tapi nyakitin diri sendiri itu salah. Ada batas dan skala prioritas yang harus disusun. Kita ga bisa baik sama rata ke semua orang. Ada yang berhak dapat bagian lebih, ada yang di skala cukup.  Di kesempatan lain, ada yang bilang ke gue, "Lu ngerasa dimanfaatin ga? Abis ngasih banyak hal trus yaudah ditinggal gitu aja. Lu kecewa ga kalo hal-hal baik yang lu kasih itu ga berbalas baik juga ke lu?" Hal-hal kaya gini cukup bang...

Constellation

Playlist: On The Night Like This - Mocca On the night like this...  There's so many things I want to tell you On the night like this...  There's so many things I want to show you Aku belajar memaknai kata cukup  tahun ini. Selepas ulang tahun ke 27 kemarin, rasanya harapan dan doaku makin sederhana. Aku ingin menjadi manusia yang merasa cukup dan pandai bersyukur. Aku juga berdoa, agar kelak dipertemukan dengan seseorang yang membuatku merasa cukup.  Tuhan berkenan. Dia menjelma dalam sosok seorang kakak, adik, teman, dan sahabat dalam satu raga.  Aku adalah sosok perempuan yang keras kepala, strict and stick to the rules, selalu berpikir "Besok gimana?", dan *ehem*  ngga jarang selalu merasa benar. Tuhan hadirkan dia dalam bentuk pemikiran " Yaudah, gimana besok aja.. Kalo ngga sesuai ya tinggal sesuain ulang.."  atau "Ya meski lu udah bener, tapi kan pandangan orang ngga bisa lu atur. Akan selalu ada celah untuk menilai beda. Dan kita harus terima......