Sayap Pelindung(mu)
Ku percaya kamu bisa. Ketika frasa terbatas uraikan pikiran, ku hanya mampu melangitkan pengharapan.
Sang Maha Cinta mengerti semua bahasa hati. Dalam tiap dinding ruang hati yang beresonansi, senada dengan lirih pengharapan diri.
Sayapku tak selalu mampu meneduhkanmu pun melindungimu dari sengat terik mentari. Tapi kapan pun kau merasa hilang, ingat... ada ku yang berdiri di belakangmu.
Tak peduli tawa, tangis, atau lelucon yang kau bawa. Aku akan selalu berusaha merengkuh rapuh jiwamu. Memastikan tak ada lagi serpihan hati yang terserak. Seraya menyusun kembali setiap keping puzzle senyum yang hilang.
Ketika raga berbatas, kutitipkan kamu pada yang Maha Memiliki. Sedianya kamu selalu dilingkupi kebahagiaan dan rasa syukur.
Jakarta, 9 Agustus 2015.
😊
Sang Maha Cinta mengerti semua bahasa hati. Dalam tiap dinding ruang hati yang beresonansi, senada dengan lirih pengharapan diri.
Sayapku tak selalu mampu meneduhkanmu pun melindungimu dari sengat terik mentari. Tapi kapan pun kau merasa hilang, ingat... ada ku yang berdiri di belakangmu.
Tak peduli tawa, tangis, atau lelucon yang kau bawa. Aku akan selalu berusaha merengkuh rapuh jiwamu. Memastikan tak ada lagi serpihan hati yang terserak. Seraya menyusun kembali setiap keping puzzle senyum yang hilang.
Ketika raga berbatas, kutitipkan kamu pada yang Maha Memiliki. Sedianya kamu selalu dilingkupi kebahagiaan dan rasa syukur.
Jakarta, 9 Agustus 2015.
😊
Comments
Post a Comment