Maaf Ya, Aku 'Baper' Lagi

Maaf dari aku yang pernah membebanimu. Maaf jika perangaiku hanya membuatmu pilu. maaf jika ego dan emosiku hanya menyita pikirmu. Ketika senyum tak lagi hangat, ketika peluk tak lagi menenangkan, sepi sendu tinggal bersamaku.
Selain senja, aku menyukai malam, sunyi yang meneduhkan, gelap yang menenggelamkan. Lambat kuputar memori, aku penat. Ketika kutemukan amat panjang runutan kesalahan, hanya karena ego semata.
Maafkan kehadiran perempuan ini dalam hidupmu. pada akhirnya, hanya jadi beban penyita pikirmu. Ah apalah aku, seonggok daging yang diberi akal tapi tak pernah dimaksimalkan.

 “Kamu mau nyerah? kok gitu? kalo aku mikirnya kita kayak bakteri yang mikrofilinya banyak. emang sih, gak semua sisi kita cocok, tapi ada sisi lain yang cocok. ya kan?” ujarmu di kala itu.
Sekarang, aku hanya tersenyum nanar mengingat ini semua. Maafkan aku yang kala itu mudah menyerah.
Maafkan perempuan ini, yang tiada berhasil belajar dari salahnya. Maafkan perempuan ini, dikuasai ego semata.seperti monster berbalut renda-renda ya?
Biar kini aku cerna semua dengan logika. iya, logika.
Perasaan? sepertinya sudah habis daya.

Biarkan aku berkecamuk melawan diriku sendiri. Biarkan aku bergelut, berusaha memaafkan diri sendiri, atas semua penyesalan hati.
Kepada kamu yang kini sudah bisa tertawa lega, kini hanya doa sederhana yang bisa kukirimkan selepas sujud. Sebagaimana kamu memintanya dulu.
mungkin ini cara-Nya menegur, ketika aku salah menempatkan hati.
biar waktu yang singkap semua tabir. kepada siapa kita melabuhkan diri. mungkin ada seseorang yang lebih baik, masing-masing untuk kita. atau mungkin, kita dalam keadaan yang lebih baik.
ah, maafkan diri yang sering berpanjang angan ini. sudah pasti kamu jengah denganku. :) 
biarkan sekarang aku berkemas, menghimpun yang terserak.
satu-satu kutambal luka. mungkin seraya menghapus “kesan” yang tertinggal dari rekam jejak memori bersamamu. karena aku dan kamu sama-sama tau sudah pasti harus merusak sekian juta sel otak untuk melupakan semua kenangan itu.

sekian.
dari aku yang masih menikmati sendu dalam malam

Comments

Popular posts from this blog

Mana yang Duluan? (The Ways to Manage Your Priority)

Cerita dari Cipelang ♥

Kita Memang Harus Berbeda