Another Story from Laskar PBR 2011
Tuh kan, kalo lagi mood nulis, bawaannya pengen buka laptop mulu..
Saat gue nulis postingan ini, baru aja Nicopa (kutang bio 2011) ke rumah buat minjem buku. Nah pas itu dia cerita tentang salah seorang mahasiswa di fakultas gue tercinta, tapi bukan di jurusan gue tersayang yang kuliahnya –lagilagi- terganjal sandungan finansial.
Semenjak masuk kuliah, gue semakin tersadarkan sama hal ini. Bahwa pada kenyataannya uang memang berbicara lebih pada kesempatan. Waktu jamannya putih abu-abu (backsound : Blink) gue belum ngeh lah sama masalah ini. Sekolah gue termasuk yang murah, standar lah ya bayarannya, gak sampe 300rb per bulan, dan kita masih kenal sistem subsidi silang. Jadi kalo ada yang gak mampu ya akan sangat mungkin tertolong. Gak perlu khawatir kita bakal kehilangan temen cuma karena uang khususnya duit bayaran.
Tapi di bangku kuliah ini, satu semester yang lalu, kelas gue baru aja kehilangan salah satu anggota trio libels yang unyu munyu itu. Bahan ceng-cengan gue, bahan gombalan gue, bahan nyimi-nyimian (apa sihh) gue, aaah~ Pitriono Didi Saputra, Laskar PBR miss you so much.
Ga ada lagi Didi si Bapak Guru yang bersahaja di kelas. Coba tengok, di antara cowok-cowok lain (Cuma tiga kok yaa tres cowok di kelas lo -__-) Cuma lo yang tampil dengan kharisma seorang guru. Yaaa poles sana sini dikit, rajin tampil di depan umum, I know you can make it, dude ^^
LO KE MANA ?
itu pertanyaan gue –dan mungkin 2011- yang no one can answer, it’s only you do.
Banyak spekulasi bermunculan tentang “keharibaan” lo, termasuk penyebab kosongnya kursi lo di kelas. Gue sempet sedih. Sedih karena ruangan lo dalam hidup gue sekarang kosong. Lo tinggal gitu aja. Aneh rasanya liat laskar PBR tanpa lo, Di. Walaupun gue coba buat terbiasa.
Entahlah, sekarang gimana kabar lo?
Gue selalu berharap yang terbaik buat lo, keluarga lo, dan hidup lo. Semoga keputusan yang lo ambil, itu yang terbaik.
Gue cuma berharap, kelak di suatu masa nanti, Laskar PBR bisa kumpul lengkap, ada lo juga. Entah dalam momentum yang seperti apa :’)
Dan buat kamu, adik fakultasku, semangat ya. Saya cuma bisa doain kamu dari sini. Jangan patah arang, kesuksesan itu ga cuma dateng dari satu arah, asal kita mau benar-benar ikhtiar. Percayalah, rezeki semua makhluk hidup tidak akan pernah tertukar. Sekecil apa pun.
Dan buat kita yang lebih beruntung, mulai tanamkan jiwa sosial yuk ^^ ini juga yang lagi gue coba.
Realita ini juga bikin gue sadar, gue termasuk yang beruntung. Bokap memang cuma pedagang somay, nyokap pun guru PAUD yang gajinya dirapel 6 bulan sekali. Tapi gue harus amat sangat bersyukur. Dari warung 2mx2m itu, bokap bisa nyekolahin gue sampe kuliah, adek-adek gue juga udah kelas 2 smp dan 6 sd.
Alhamdulillah ^^
Yap, inilah hidup.
Kita diciptakan berbeda memang untuk saling melengkapi..
Comments
Post a Comment