Pengaharapan tentang Kamu (dalam rindu)
Seperti bisik angin yang membelai rerumputan, lirih kupanjatkan doa pada yang kuasa.
Tentang asa dalam sebuah cinta, yang bermuara kepada bahagia dan pahala.
Tuhan, dia gak salah jalan kan?
pastikan dia menemukanku di sini. Di penantian hati nan syahdu.
Tuhan, dia seperti permintaanku gak?
mungkin pada akhirnya bukan yang kuinginkan, tapi yang aku butuhkan :)
bisa saja yang kuinginkan itu suami yang baik untuk pribadiku,
tapi bukan ayah yang baik untuk anak-anakku. Atau sebaliknya. ya kan?
Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk hamba-Nya :)
Tuhan, dia tampan?
selalu, karena aku akan mencintainya sepenuh hati.
Tuhan, dia setia?
selamanya, karena aku akan mengabdi padanya sepenuh jiwa.
Tuhan, dia sayang aku?
tentu, sebagaimana doa-doa pengikat hati selalu terlantun di sepertiga malam kami kelak.
Tuhan, sanggupkan aku menyambutnya dalam keadaan terbaik.
Dalam batas rindu aku bersimpuh, tentang kamu.
Imam, pendamping, penjaga, penyayang, sahabat, partner.
Lelaki yang ditakdirkan mengarungi kehidupan bersamaku.
Yang kelak menautkan cincin di jari manis.
Setelah mengucap janji setia, dalam jabatan tangan khidmat nan sendu dengan ayah.
Tuhan, jangan jadikan cintaku padanya melebihi cintaku padaMu.
Hadirkan lah keberkahan dalam cinta kami kelak, agar semata beribadah hanya kepadaMu.
Membangun generasi rabbani, pejuang penegak panji Islam di muka bumi ini.
Menghadirkan anak-anak shalih dan shalihah, sebagai investasi amal jariyah kelak.
Menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan dakwah.
Jadikan semata-mata karena niat mencari ridho-Mu yaa Illahi Rabbi..
Biar kini di batas rindu aku menepi,
melangitkan pengharapan pada-Nya tentang kamu, dan kita :)
Biar kini di batas rindu aku perbaiki diri,
menyambutmu kelak pendamping hati :)
Illahi Rabbi,
tentang rindu yang selalu kusampaikan, semoga...
(tulisan ini didedikasikan untuk KOMBUN (Komunitas Blogger UNJ) tema dwimingguan, April 2015)
Tentang asa dalam sebuah cinta, yang bermuara kepada bahagia dan pahala.
Tuhan, dia gak salah jalan kan?
pastikan dia menemukanku di sini. Di penantian hati nan syahdu.
Tuhan, dia seperti permintaanku gak?
mungkin pada akhirnya bukan yang kuinginkan, tapi yang aku butuhkan :)
bisa saja yang kuinginkan itu suami yang baik untuk pribadiku,
tapi bukan ayah yang baik untuk anak-anakku. Atau sebaliknya. ya kan?
Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk hamba-Nya :)
Tuhan, dia tampan?
selalu, karena aku akan mencintainya sepenuh hati.
Tuhan, dia setia?
selamanya, karena aku akan mengabdi padanya sepenuh jiwa.
Tuhan, dia sayang aku?
tentu, sebagaimana doa-doa pengikat hati selalu terlantun di sepertiga malam kami kelak.
Tuhan, sanggupkan aku menyambutnya dalam keadaan terbaik.
Dalam batas rindu aku bersimpuh, tentang kamu.
Imam, pendamping, penjaga, penyayang, sahabat, partner.
Lelaki yang ditakdirkan mengarungi kehidupan bersamaku.
Yang kelak menautkan cincin di jari manis.
Setelah mengucap janji setia, dalam jabatan tangan khidmat nan sendu dengan ayah.
Tuhan, jangan jadikan cintaku padanya melebihi cintaku padaMu.
Hadirkan lah keberkahan dalam cinta kami kelak, agar semata beribadah hanya kepadaMu.
Membangun generasi rabbani, pejuang penegak panji Islam di muka bumi ini.
Menghadirkan anak-anak shalih dan shalihah, sebagai investasi amal jariyah kelak.
Menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan dakwah.
Jadikan semata-mata karena niat mencari ridho-Mu yaa Illahi Rabbi..
Biar kini di batas rindu aku menepi,
melangitkan pengharapan pada-Nya tentang kamu, dan kita :)
Biar kini di batas rindu aku perbaiki diri,
menyambutmu kelak pendamping hati :)
Illahi Rabbi,
tentang rindu yang selalu kusampaikan, semoga...
(tulisan ini didedikasikan untuk KOMBUN (Komunitas Blogger UNJ) tema dwimingguan, April 2015)
Aaaa Tresnaaaaa >_<
ReplyDeletemerindiiing
Ini bukan karena status semester ataskan. Kata orang kalo udah di semester atas lebih milih nikah dari pada kuliah.
ReplyDeleteSemoga di mesjid rumah ada imam yang kamu butuhkan :p
ini ngodein siapa?
ReplyDeleteGia, Darma, bahkan baru baca komen kaliaaaaan... Maapkeeeuuun >.< huehehehe.
ReplyDeleteDarma, ya keles. Imam mesjid rumah tuh angkatan aki gue dar. wkwk~
Diki, engga ngode kok dik :3 *kalem*